Anumodana Penerjemah : Tim Sekber PMVBI (Sdr. Amri, S.E.)
BERDOA & MENDEDIKASIKAN POTENSI POSITIF
Ada banyak jenis doa. Beberapa menuntun dan memberi inspirasi bagi batin menuju tujuan tertentu, jadi menciptakan penyebab bagi kita untuk mencapainya. Contohnya adalah berdoa agar lebih toleran dan iba kepada yang lain. Doa lainnya untuk orang atau situasi khusus, seperti berdoa agar penyakit seseorang dapat sembuh. Agar doa-doa dapat dikabulkan tergantung lebih dari sekedar berdoa: penyebab yang tepat harus diciptakan. Jadi tidak sekedar berkata: "Tolonglah, Buddha, buatlah ini dan itu terjadi, tetapi saya akan santai dan minum teh saat kamu kerjakan!"
Contohnya, jika kita berdoa agar lebih penuh cinta kasih dan iba namun tidak berusaha apa-apa untuk mengendalikan amarah kita, kita tidak menciptakan penyebab dari doa itu agar terkabulkan. Transformasi dari batin kita datang dari usaha kita sendiri, dan kita berdoa demi inspirasi Buddha untuk mencapainya. "Menerima berkah dari para Buddha" tidaklah berarti bahwa sesuatu yang nyata datang dari para Buddha dan masuk ke diri kita. Ini berarti batin kita mengalami tranformasi melalui gabungan antara usaha pengajaran dan petunjuk para Buddha dan Bodhisattva dan praktik kita sendiri. Jadi, kita tidak dapat berdoa terlahir di tanah suci dan mengharapkan para Buddha dan Bodhisattva untuk mewujudkan hal itu! Kita juga harus berusaha menerapkan ajaran: kita secara bertahap mengembangkan ketidakmelekatan dari kesenangan duniawi, kita mempraktikkan welas asih semaksimal mungkin, dan kita membangkitkan kebijaksanaan. Nah, berdoa barulah memiliki dampak besar bagi batin kita. Namun, jika kita tidak melakukan apapun untuk memperbaiki kebiasaan buruk badan, ucapan, dan batin, dan jika batin kita kacau selama berdoa, maka hasilnya minimal.
Doa kita untuk kesembuhan atau peningkatan keuangan keluarga atau sanak keluarga yang telah meninggal untuk terlahir lebih baik, semua ini tergantung pada yang bersangkutan sendiri menciptakan penyebab yang diperlukan. Jika ia memiliki penyebab itu, doa kita merupakan kondisi bagi benih kebajikan yang ia lakukan di masa lampau untuk masak dan membawa hasil. Namun, jika orang tersebut tidak menciptakan benih penyebab melalui perbuatan baiknya dulu, maka sulit untuk terkabulkannya doa kita. Kita dapat memberi pupuk dan air ke tanah, tapi jika petani belum menanam bibit, maka tidak ada yang tumbuh.
Ketika menggambarkan bagaimana penyebab dan akibat bekerja dalam rangkaian mental kita, Sang Buddha berkata bahwa pembunuhan menyebabkan usia pendek. Baik itu menghindari pembunuhan dan menolong nyawa mahluk lain menyebabkan kita berusia panjang, bebas dari penyakit. Jika kita mengabaikan nasihat dasar ini dan lalu berdoa agar memiliki umur panjang dan sehat, kita kehilangan maknanya! Di sisi lain, jika di masa lalu orang yang bersangkutan telah menghindari pembunuhan dan telah melindungi nyawa mahluk lain, maka doa untuknya dapat terkabulkan.
Dalam cara yang sama, Sang Buddha berkata bahwa kedermawanan adalah sebab dari kekayaan. Jika kita dermawan di kehidupan lalu dan kini berdoa agar kekayaan kita bertambah, maka keuangan kita dapat meningkat. Tapi, jika kita pelit sekarang, kita menciptakan penyebab dari kemiskinan, bukan kekayaan, di masa mendatang. Bersifat dermawan, menolong orang yang membutuhkan dan berbagi apa yang kita miliki, akan membawa hasil yang diinginkan suatu saat nanti di masa mendatang. Di sisi lain, ketika kita mengalami beberapa kesulitan dalam hidup, adalah baik menanyakan diri kita sendiri, "Apa perbuatan yang kuperbuat yang menyebabkan semua ini?" Ini kita pelajari dari ajaran Sang Buddha. Kemudian kita dapat mengubah tingkah laku kita guna menghindari lebih banyak benih yang berbuah hasil yang tidak diinginkan.
Pelafalan sutra dapat sangat bermanfaat jika digabungkan dengan motivasi yang tepat yaitu keinginan untuk mempersiapkan kehidupan mendatang, berusaha keras membebaskan diri dari roda samsara, atau bertujuan mencapai pencerahan dari Buddha dengan motivasi membahagiakan mahluk lain. Juga, agar pelafalan sutra berguna membantu kita membangkitkan batin positif, kita perlu berkonsentrasi dan membayangkan arti dari sutra yang kita bacakan. Tidak banyak manfaat jika kita melafalkan sutra ketika kita memikirkan makanan atau pekerjaan atau pesta. Sebuah tape rekaman juga bisa melafalkan nama para Buddha dan mengucapkan doa! Mari kita usahakan apa yang kita pikirkan berhubungan dengan apa yang mulut kita lafalkan, maka melafalkan sutra sangat kuat dan bermanfaat.
Namun, praktik spritual yang lengkap adalah lebih dari sekedar melafalkan sutra. Adalah baik mendengarkan ceramah, merenungkan artinya dan menerapkannya dalam kehidupan kita sehari-hari, sehingga mengembangkan perbuatan baik dengan tubuh, ucapan dan batin kita. Kita tidak dapat terbebas dari samsara hanya dengan melafalkan sutra saja, meditasi yang mendalam perlu untuk membangkitkan kebijaksanaan merealisasi ketanpaakuan.
"Mendedikasikan" daripada "mentransfer" nilai kebajikan (potensi positif) mencakup pengertian yang lebih baik. Kita tidak dapat mentransfer nilai kebajikan sama halnya dengan memindahkan kepemilikan suatu harta atau dengan cara yang sama seperti saya memberikan mobilku padamu karena kamu tidak punya. Sang Buddha menyatakan bahwa siapapun yang menciptakan sebab akan mengalami akibat. Saya tidak dapat menciptakan sebab dan kamu yang mengalami hasilnya, karena jejak atau benih perbuatan telah tertanam dalam rangkaian mentalku, bukan kamu. Jadi bila almarhum tidak menciptakan perbuatan positif ketika masih hidup, kita tidak dapat menciptakan karma baik dan kemudian memberikan karma baik kita agar ia alami.
Namun demikian, doa dan persembahan kita atas nama almarhum dapat menciptakan keadaan yang diperlukan sehingga perbuatan positif yang mereka lakukan dapat berbuah. Ketika benih ditanamkan ke lahan, ia butuh kondisi penunjang yaitu cahaya matahari, air dan pupuk untuk tumbuh. Seperti halnya benih dari perbuatan seseorang akan masak ketika semua kondisi yang menunjang hadir. Jika almarhum telah melakukan perbuatan baik pada saat ia hidup, maka potensi positif tambahan yang kita ciptakan dengan melakukan persembahan atau melakukan perbuatan bajik - melafalkan dan membaca naskah Dharma, membuat patung Buddha, menyebarkan cinta kasih dan welas asih pada semua mahluk, dan seterusnya - dapat membantu mereka. Kita mendedikasikan potensi positif dari perbuatan tersebut agar bermanfaat bagi almarhum, dan ini dapat membantu benih baiknya masak.
Apa itu nilai kebajikan? Apakah tidak mementingkan diri sendiri melakukan perbuatan baik untuk mendapat nilai kebajikan, seperti uang spiritual saja?
"Nilai kebajikan" (merit) adalah kata dalam bahasa Inggris yang tidak memberikan pengertian tepat. Ini seperti mendapat bintang emas di sekolah karena kamu pintar, dan ini tidak berarti demikian dalam hal ini. Pertama-tama, tidak ada yang menghadiahkan pada kita. Ketika kita melakukan perbuatan baik, hal itu meninggalkan jejak atau benih pada rangkaian mental kita, dan ketika kondisi penunjang yang diperlukan muncul, maka akan berbuah. Bukan benih atau jejak dalam arti fisik, namun yang tidak tampak, sebuah potensi positif.
Tiada manfaatnya menggenggam potensi positif layaknya uang spiritual. Bila demikian, kita mungkin akan bertengkar dengan orang yang duluan melakukan persembahan atau menjadi cemburu pada yang lain karena mereka lebih banyak melakukan perbuatan bajik. Sikap seperti ini jelas tidak begitu manfaat! Memang baik kita mengambil manfaat dari kesempatan menciptakan potensi positif, kita seharusnya melakukannya untuk meningkatkan diri, untuk menciptakan sebab bagi kebahagiaan dan membantu mahluk lain, bukan untuk kemelekatan atau kecemburuan.
Adalah penting untuk mendedikasikan potensi positif kita sehingga ia tidak hancur oleh amarah atau pandangan salah kita. Seperti roda kemudi yang menuntun kemana mobil pergi, dedikasi akan menuntun bagaimana potensi positif kita matang. Paling baik adalah mendedikasikan pada tujuan yang luas dan mulia. Jika kita melakukannya, semua hasil kecil dengan sendirinya datang. Jika kita bertujuan pergi ke London, kita akan melewati Delhi dan Kuwait sepanjang jalan, kita tidak butuh tiket khusus ke sana. Sama halnya, jika kita dedikasikan potensi positif kita, betapapun kecilnya, menuju kebahagiaan sejati dan pencerahan semua mahluk, ini otomatis termasuk mendedikasikan kelahiran baik dan kebahagiaan keluarga dan teman.
Beberapa orang berpikir, "Saya memiliki begitu sedikit potensi positif, jika saya dedikasikan untuk kebahagiaan setiap orang, maka tidak ada yang tersisa untukku sendiri." Ini tidak benar. Dengan mendedikasikan potensi positif kita pada mahluk lain, tidak berarti kita kekurangan untuk diri sendiri. Kita tidak akan menjadi miskin dengan berbagi hasil baik dari perbuatan kita pada mahluk lain. Ketika mendedikasikan potensi positif kita untuk manfaat semua mahluk, kita masih dapat mendoakan sesuatu, untuk kebahagian orang tertentu yang sedang mengalami kesulitan saat itu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar