Selasa, 06 Maret 2012

Liputan Seminar: Wawasan dan Organisasi Buddhayana

Pada hari Sabtu tanggal 3 maret 2012, ada acara yang menambah wawasan kita semua di BDC (Buddhayana Dharmawira Centre) di Jl. Panjang Jiwo Permai Selatan No. 4 Surabaya. Pada hari itu di BDC berkumpul para mahasiswa Buddhis dari berbagai universitas, bersama-sama menikmati makan malam yang telah disediakan oleh panitia dari Sekber PMVBI Pemuda Buddhayana Indonesia Provinsi Jawa Timur dan Ikatan Mahasiswa Buddhis Indonesia (Sekber PMVBI Jatim dan IMABI Jatim), selain santap malam juga disediakan kue ranjang dan minuman segar yang menyegarkan malam yang indah ini...
Tepat pukul 19.30 dimulai rangkaian acara yang dibawakan oleh MC Ami Tirto, pertama- tama dimulai dengan doa bersama serta dilanjutkan dengan memperkenalkan pembicara yang luar biasa yaitu Romo Pandita Irwan Pontoh yang juga merupakan ketua Majelis Buddhayana Indonesia Provinsi Jawa Timur (MBI Jatim).
“Acara seminar ini bertemakan Wawasan dan Organisasi Buddhayana, acara ini bertujuan untuk mengumpulkan Mahasiswa Buddhis serta untuk memperoleh wawasan yang lebih luas mengenai Buddhayana dan organisasi yang menganut paham Buddhayana di Indonesia...” Ujar Elwin, Ketua Acara Seminar ini.
Dalam mengawali seminar ini pembicara menanyakan pandangan para peserta mengenai apakah organisasi itu, serta apakah mereka mau bergabung dengan organisasi, dan kesimpulan yang didapatkan dari hasil diskusi dengan para mahasiswa didapatkan suatu pandangan bahwa organisasi adalah kumpulan dari orang-orang yang memiliki kesamaan tujuan atau visi dan melakukan hal-hal berdasarkan nilai-nilai yang disepakati bersama, dan seluruh peserta menyatakan mereka ingin dan telah bergabung dengan organisasi mulai dari organisasi di kampus, maupun di vihara.
“...Kita sudah mulai berorganisasi sejak kita dilahirkan di dunia ini, dimulai dari organisasi yang terkecil yaitu keluarga kita yang terdiri dari ayah, ibu, dan saudara, organisasi di RT kita sebagai warga RT, hingga sebagai warga dunia ini...” demikian penjelasan dari Romo Pandita Irwan Pontoh. Selanjutnya ada 2 cerita menarik yang disampaikan oleh nara sumber yaitu mengenai Jari Tangan dan Wajah Manusia.

Kisah 1 - Jari Tangan
Kisah 1 - Jari Tangan - Apakah kelebihan dari Kelingking? Apakah dipotong saja?...
Cerita yang pertama mengenai tangan kita memiliki jari-jari, yang konon ceritanya zaman dulu itu jari-jari ini tidak akur. adapun  kelima lima jari itu: jari jempol, jari telunjuk, jari tengah, jari manis, dan jari kelingking. Pada suatu hari mereka membicarakan siapa yang paling hebat dengan memjabarkan kelebihan yang mereka miliki, dimulai dari jari jempol...
“Aku yang paling hebat, dengan adanya aku si jempol yang paling gendut ini aku memberikan apresiasi kepada semua orang bahwa mereka itu hebat, pekerjaan yang dilakukan hebat, dan hal-hal hebat lainnya (GOOD...)...”, ujar si jempol.
“Wah kalau urusan itu sih biasa, aku si telunjuk memiliki kelebihaan yang lebih hebat lagi, yaitu kelebihan tentang kekuasaan, yaitu aku bisa menunjuk seseorang..., selain itu aku juga memiliki berkah mulut, kǒu, 口福, semua orang menggunakanku untuk mencicipi makanan-makanan yang enak...” balas si telunjuk.
“Gitu aja hebat...” cibir si jari tengah, “kalau aku sih tidak usah membicarakan kelebihanku, coba dilihat, siapa yang berani menyangkal bahwa akulah yang paling tinggi, berarti akulah yang paling hebat dan berkuasa...” penjelasan dari si jari tengah.
“Waduh, sudahlah hal-hal itu masih kalah sama aku, awalnya aku tidak memiliki nama, tetapi karena semua hal indah disematkan pada diriku maka aku disebuh jari manis, semuanya akan semakin indah dengan adanya diriku ^^, tahu kenapa? Konon katanya ada urat nadi dari jari manis yang langsung menuju ke hati yang menunjukkan bahwa kenapa cincin diletakkan di jari manis yang menunjukkan bahwa seseorang telah menemukan belahan jiwanya...” jawab si manis.
“hem... kita semua memiliki kelebihan ya...” seru keempat jari itu, “berarti jari kelingking saja yang tidak memiliki kelebihan apa-apa ya, ha...ha...ha... sudah kecil tidak berguna juga” ejek yang lain.
Apakah kelebihan kelingking...? ada yang mencoba menjawab untuk menambang emas (upil), dan jawaban-jawaban lain, tetapi apakah benar bahwa kelingking tidak ada kelebihan, apakah kita tidak perlu jari kelingking, dipotong saja (sadis benar...)? Dan MC kita menjawab jari kelingking yang paling dekat dengan Tuhan, dan hal itu didapat dari kebiasaan kita pada saat beranjali maupun berdoa jari kelingking pasti berada dipaling depan, yang kalau kita ibaratkan perang berarti seperti jenderalnya/pimpinannya...

Kisah 2 – Wajah (si alis...)
Kisah 2 - Wajah (Si Alis...) - Apakah kelebihan dari alis? Apakah dihilangkan saja?...
Cerita yang kedua mengenai wajah manusia, anggota tubuh pada wajah melakukan rapat luar biasa, mengenai siapa yang sebenarnya harus berada paling atas, pertama-tama mereka membicarakan kelebihan yang dimilikinya, mulai dari mata yang digunakan untuk melihat keindahan serta warna-warna yang luar biasa di dunia ini, telinga untuk mendengarkan suara-suara yang indah, mulut yang digunakan untuk menyampaikan berita-berita bahagia, dan kelebihan-kelebihan dari anggota wajah yang lain. Yang terakhir adalah si Alis, mereka semua bertanya apakah kelebihan dari alis...? apa gunanya, kalau memang tidak ada gunanya untuk apa ada dipaling atas protes semuanya, kalau begitu kita turunkan saja... lalu mulai lah alis diturunkan (coba dibayangkan ya ^.^...) di depan mata... hem... lalu di pipi, di telinga, ataupun ditempat-tempat yang lain... setelah itu mereka menyadari kalau alis tidak diletakkan diatas maka wajah seseorang itu akan sangat aneh (benar tidak...), dan mereka tidak lagi mempermasalahkan akan hal-hal yang sebelumnya mereka protes, karena dengan adanya alis maka wajah seseorang akan lebih berwibawa dan lebih indah...
Hal ini menurut nara sumber kita juga dapat diibaratkan dalam organisasi, alis itu seperti para senior/sesepuh yang pada saat ini belum tentu dapat melakukan pekerjaan seperti para pemuda-i ataupun orang dewasa yang lain, tetapi ingatlah akan jasa-jasa yang telah mereka berikan, karena tanpa adanya para senior belum tentu kita dapat berkumpul pada organisasi kita saat ini, belum tentu pula organisasi kita dihargai... ingatlah bahwa para senior/sesepuh kita telah lebih dulu berkarya di organisasi yang kita ikuti...

Pesan Cerita: Pembaca yang budiman dari 2 kisah diatas Jari Tangan dan Wajah dapat kita serap makna bahwa tidak ada yang lebih hebat, seseorang yang kelihatannya lemah/kecil/pendek bukan berarti tidak memiliki kelebihan, bukan berarti bisa kita singkirkan/sisihkan. Alangkah lebih indah kalau kita bisa menempatkkannya pada posisi yang tepat dan membuat segala sesuatu lebih indah...

Together Everyone Achieves More...”

Setelah menyampaikan pembahasan mengenai Wawasan dan Organisasi Buddhayana dilanjutkan dengan acara tanya jawab yang antusias dari para peserta, dan diakhir pembahasan beliau memberikan tips bahwa suatu organisasi haruslah menjadi organisasi yang efektif dengan cara mencapainya (REACH) Respect, Empathy, Clarity, Audible, dan Humble. Niscaya organisasi yang menggunakan REACH akan menjadi organisasi yang efektif dan nyaman untuk para anggotanya...


Sampai jumpa di acara yang berikutnya... Sadhu... Sadhu... Sadhu...

By: Bro ‘n Sis

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...