Senin, 27 Februari 2012

Paket Imlek 2012 - Road to STKN 2013 - Vihara Buddhayana Surabaya

Dalam menyambut tahun baru imlek 2012, Sekber PMVBI Provinsi Jawa Timur bekerjasama dengan muda-i PMVBS (Persaudaraan Muda-i Vihara Buddhayana Surabaya) mengadakan penjualan paket imlek yang berisikan jajanan, manisan serta mi sua yang biasa digunakan oleh masyarakat tionghoa untuk merayakan tahun barunya.
Penjualan dilakukan dengan membuka stan di Vihara Buddhayana Surabaya, serta dilakukan penjualan secara online melalui facebook ataupun melalui group di Blackberry Group...
 


 
Antusiasme Pemuda-i Buddhaya di Jawa Timur khususnya Surabaya dapat dilihat dari kerjasama dalam mempromosikan produk-produk yang dijual kepada umat Vihara Buddhayana Surabaya hingga ke saudara-i nya.
 
Untuk mengetahui perkembangan Road to STKN 2013 bisa like...
atau add friend

Seri Tahukah Anda...
sumber : wikipedia.com

Sejarah
Sebelum Dinasti Qin, tanggal perayaan permulaan sesuatu tahun masih belum jelas. Ada kemungkinan bahwa awal tahun bermula pada bulan 1 semasa Dinasti Xia, bulan 12 semasa Dinasti Shang, dan bulan 11 semasa Dinasti Zhou di China. Bulan kabisat yang dipakai untuk memastikan kalendar Tionghoa sejalan dengan edaran mengelilingi matahari, selalu ditambah setelah bulan 12 sejak Dinasti Shang (menurut catatan tulang ramalan) dan Zhou (menurut Sima Qian). Kaisar pertama China Qin Shi Huang menukar dan menetapkan bahwa tahun tionghoa berawal di bulan 10 pada 221 SM. Pada 104 SM, Kaisar Wu yang memerintah sewaktu Dinasti Han menetapkan bulan 1 sebagai awal tahun sampai sekarang.

Mitos
Puisi Tahun Baru Imlek tulisan tangan ditempel pada pintu ke rumah orang, di Lijiang, Yunnan, Cina.
Menurut legenda, dahulu kala, Nián () adalah seekor raksasa pemakan manusia dari pegunungan (atau dalam ragam hikayat lain, dari bawah laut), yang muncul di akhir musim dingin untuk memakan hasil panen, ternak dan bahkan penduduk desa. Untuk melindungi diri merka, para penduduk menaruh makanan di depan pintu mereka pada awal tahun. Dipercaya bahwa melakukan hal itu Nian akan memakan makanan yang telah mereka siapkan dan tidak akan menyerang orang atau mencuri ternak dan hasil Panen. Pada suatu waktu, penduduk melihat bahwa Nian lari ketakutan setelah bertemu dengan seorang anak kecil yang mengenakan pakaian berwarna merah. Penduduk kemudian percaya bahwa Nian takut akan warna merah, sehingga setiap kali tahun baru akan datang, para penduduk akan menggantungkan lentera dan gulungan kerta merah di jendela dan pintu. Mereka juga menggunakan kembang api untuk menakuti Nian. Adat-adat pengurisan Nian ini kemudian berkempang menjadi perayaan Tahun Baru. Guò nián (Hanzi tradisional: 過年; bahasa Tionghoa: 过年), yang berarti "menyambut tahun baru", secara harafiah berarti "mengusir Nian".
Sejak saat itu, Nian tidak pernah datang kembali ke desa. Nian pada akhirnya ditangkap oleh 鸿钧老祖 atau 鸿钧天尊Hongjun Laozu, seorang Pendeta Tao dan Nian kemudian menjadi kendaraan Honjun Laozu.
By: Bro 'n Sis

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...